List Isi
Pengantar
Halo Pembaca Beritamagetanid!
Selamat datang kembali di situs Beritamagetan.id. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai taksonomi bloom revisi dan bagaimana pendekatan ini berperan dalam pengembangan pendidikan di era abad ke-21. Sebagai pembaca yang cerdas dan peduli terhadap dunia pendidikan, pasti Anda penasaran untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini. Mari kita lanjutkan membaca artikel ini untuk menambah wawasan dan pemahaman kita bersama.
Pendahuluan
Taksonomi Bloom Revisi merupakan pengembangan dari taksonomi Bloom yang telah diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956. Dalam taksonomi Bloom asli, Bloom menggambarkan enam level pemikiran yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Namun, dalam pendekatan abad ke-21, terdapat perubahan dan pembaruan pada taksonomi Bloom ini.
Pendidikan di abad ke-21 ditandai oleh perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan paradigma dalam cara kita belajar dan mengakses informasi. Oleh karena itu, taksonomi Bloom revisi mengintegrasikan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad ke-21 yang meliputi kreativitas, kritis, komunikasi, dan kolaborasi.
Perubahan dalam taksonomi Bloom revisi ini membantu guru dalam merancang dan menyajikan pembelajaran yang lebih relevan, dinamis, dan adaptif sesuai dengan tuntutan zaman yang kian maju. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci mengenai level-level taksonomi bloom revisi serta kelebihan dan kekurangan yang terkait dengan pendekatan ini.
Kelebihan dan Kekurangan Taksonomi Bloom Revisi
Taksonomi Bloom revisi memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Relevan dengan Tuntutan Abad ke-21
Taksonomi Bloom revisi mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 yang penting untuk dipelajari oleh siswa, seperti keterampilan pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan keterampilan kreativitas. Dengan adanya taksonomi Bloom revisi, guru dapat fokus pada mengembangkan kemampuan tersebut dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis.
2. Memfasilitasi Pemahaman yang Lebih Mendalam
Taksonomi Bloom revisi mengarahkan guru untuk merancang pembelajaran yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan sintesis. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk lebih memahami materi secara mendalam melalui proses berpikir kritis dan refleksi.
3. Mendukung Pengembangan Keterampilan Metakognitif
Taksonomi Bloom revisi memperkenalkan tahap metakognitif yang melibatkan pemikiran reflektif, introspeksi diri, dan pemantauan terhadap proses berpikir sendiri. Dengan diperkenalkannya tahap metakognitif ini, siswa diajak untuk menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan dapat mengatur serta mengendalikan proses belajar mereka sendiri.
Di sisi lain, taksonomi Bloom revisi juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Memerlukan Waktu dan Persiapan yang Lebih
Penerapan taksonomi Bloom revisi memerlukan waktu dan persiapan yang lebih ketat oleh para guru. Guru perlu untuk memahami dengan baik setiap tahap dalam taksonomi Bloom revisi serta merancang strategi pembelajaran yang relevan dan menarik.
2. Membutuhkan Penilaian yang Komprehensif
Penilaian untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dalam taksonomi Bloom revisi juga memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif. Guru perlu untuk merancang penilaian yang dapat mengukur pemahaman siswa secara mendalam dan mampu membedakan kualitas dari pemikiran siswa.
3. Tantangan dalam Penerapan di Skala Besar
Penerapan taksonomi Bloom revisi pada skala sekolah atau sistem pendidikan yang besar dapat menjadi tantangan tersendiri. Diperlukannya koordinasi, pelatihan, dan monitoring yang baik untuk memastikan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan secara efektif pada semua mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
Tabel Taksonomi Bloom Revisi
Level | Kategori | Deskripsi |
---|---|---|
Level 1: Mengevaluasi | Mencerminkan, mengevaluasi, mengatur, dan mengorganisir | Mampu mengevaluasi informasi, mengorganisir, dan merencanakan aktivitas |
Level 2: Mencipta | Merakit, Merancang, Merekayasa | Mampu merancang sesuatu yang baru, membuat produk kreatif, atau mengembangkan gagasan |
Level 3: Menganalisis | Menganalisis, memperkirakan hubungan, menghubungkan | Mampu memecah masalah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, mengidentifikasi hubungan antara elemen-elemen, dan menganalisis data |
Level 4: Menerapkan | Menerapkan, menggunakan, meneruskan | Mampu mengaplikasikan konsep dan pengetahuan dalam konteks yang berbeda atau dalam situasi praktis |
Level 5: Memahami | Memahami, mendemonstrasikan, menginterpretasikan | Mampu memahami informasi dan ide-ide, menyajikan pemahaman secara lisan atau tulisan, serta menginterpretasikan data atau menganalisis makna |
Level 6: Menjelaskan | Menggambarkan, menjelaskan, mengidentifikasi | Mampu menggambarkan fenomena dengan kata-kata, menjelaskan konsep, dan mengenali pola atau karakteristik |
Level 7: Mengingat | Mengulang, mengingat, menghafal | Mampu mengulang informasi atau fakta-fakta yang telah dipelajari |
Kesimpulan
Melalui pendekatan taksonomi Bloom revisi, kita dapat melihat bagaimana pendidikan di abad ke-21 harus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan paradigma belajar. Taksonomi Bloom revisi membantu guru dalam menyusun dan menyajikan pembelajaran yang lebih relevan dan adaptif, sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.
Meskipun taksonomi Bloom revisi memiliki kelebihan dan kekurangan, namun pendekatan ini tetap bernilai untuk diterapkan dalam dunia pendidikan. Dengan adanya taksonomi Bloom revisi, diharapkan siswa dapat lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan menjadi individu yang kreatif, kritis, dan berdaya saing di era global.
Mari bersama-sama mendukung pengembangan pendidikan di tanah air. Terima kasih telah membaca artikel ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendidikan, kunjungi Artikel Pendidikan di situs Beritamagetan.id.
Sampai jumpa lagi di artikel-artikel menarik berikutnya!
Terima kasih sudah membaca artikel “Taksonomi Bloom Revisi” di situs Beritamagetan.id.